A. Rekomendasi Umum
Umumnya rekomendasi kapan hepa filter diganti adalah berdasarkan waktu. Apakah kita harus mengganti hepa filter dalam 6 bulan, 1-2 tahun atau bahkan 5 tahun.
Namun, angka ini hanya kira – kira, biasanya berdasarkan kebiasaan, kemapuan system hvac (kekuatan blower untuk melawan pressure drop). Tanpa mempertimbangkan banyak faktor yang penting, apakah hepa filter yang dipakai 24 Jam akan sama cepat mampetnya dengan yang hanya beberapa jam ? Apakah di area industri akan sama dengan area pedesaan yang cukup jarang debu ? Apakah Hepa yang berkualitas rendah akan sama dengan hepa yang mahal ? Tentunya tidak. Artikel ini akan membahas cara mengetahui kapan harus mengganti hepa filter
B. Hepa Filter Mampu bertahan hingga 10 tahun
Berdasarkan penelitian [1] Hepa filter ada yang mampu bertahan hingga 10 bahkan 20 tahun !. Padahal, berdasarkan teori, hepa filter hanya mampu mempertahankan effisiensinya dalam kondisi tersimpan/belum dipakai hanya dalam waktu max. 10 tahun. Bahkan Mr. Morgan Polen dalam pelatihan IEST menyampaikan pada gedung – gedung tua di Amerika Serikat, hepa filter bisa seumuran dengan umur gedungnya, yakni 10-20 tahun. Jadi, kapan hepa filter harus diganti, bukan didasarkan semata – mata pada waktu

Dari studi pustaka, pengalaman mimin di perusahaan manufaktur filter, dan seminar serta training yang mimin ikuti dari IEST (badan standar hepa filter dunia yang berpusat di USA). Faktor paling penting untuk menentukan life time hepa filter adalah dust holding capacity. Jika filter sudah menyaring sejumlah debu hingga mencapai dust holding capacity maka kita baru mengganti hepa filter, kecuali ada kesalahan yang mengakibatkan hepa filter gagal lebih awal. Lalu apa tandanya kalau kita perlu mengganti hepa filter ?
C. Jadi, kapan hepa filter diganti ?
Jika anda menemui salah satu kondisi berikut, sudah saatnya anda mengganti hepa filter :
- Saat Hepa filter telah mencapai final pressure drop
Pressure drop adalah hambatan aliran udara akibat filter. Pada saat kondisi filter masih bersih/baru disebut initial pressure drop. Sementara, pada saat sudah mampet final pressure drop
Langkah pertama cek magnehelic/differential pressure gauge yang mengukur tekanan ruangan, bentuknya seperti ini :

Gambar 1. Dwyer magnehelic 30 0 30 (magnehelic ruangan)
Untuk ruang operasi angka harus menunjukan +12,5 s/d 15 Pascal (standar dari Juknis Kemenkes dan permenkes). Untuk ruang isolasi -12,5 s/d -15 pascal. Sedang ruangan lainnya bisa cek di sini. Apabila belum ada alat tersebut Bapak/Ibu bisa membelinya disini
Apabila tekanan ruangan sudah tidak mencapai tekanan tersebut, maka kemungkinan besar filter anda sudah harus diganti
Langkah kedua, cek magnehelic yang terpasang pada pre-medium dan hepa filter, bentuknya seperti ini:

Gambar 2. Magnehelic untuk filter hepa

Gambar 2. Magnehelic untuk filter pre-medium
Alat ini berfungsi untuk mengukur pressure drop sebuah filter. Waspadai jika magnehelic filter awalnya menunjukan angka lebih tinggi, namun kemudian turun, berarti filter anda bocor. Segera ganti filter anda, jika magnehelic ruangan masih mencapai, namun angka pada magnehelic filter sudah menunjukan final pressure drop.
Ada 3 versi final pressure drop yang bisa dijadikan acuan. Silahkan memilih berdasarkan kemampuan sistem anda :
a. Perhatikan rekomendasi Final Pressure drop dari manufaktur.
Biasanya manufaktur akan memberikan angka final pressure drop 300-600 pascal untuk filter hepa. Namun, tidak semua sistem hvac mampu mendorong udara hingga 600 pascal
b. Perhatikan rekomendasi Final Pressure drop dari kontraktor/konsultan
Biasanya kontraktor/konsultan akan merekomendasikan sampai 2-3 in wg (sekitar 500-750 pascal), bisa lebih rendah tergantung kemampuan sistem anda. Untuk itu, anda perlu meminta dokumen dari konsultan/kontraktor kemampuan maksimal pressure drop dari sistem hvac anda
c. Final pressure drop berdasarkan standar IEST
Berdasarkan standar IEST, final pressure drop max = 150% x initial pressure drop (tekanan saat masih baru dipasang).
Mengapa mengacu pada initial pressure drop ? lihat grafik dibawah, apabila kita menggunakan filter pada 80% dari rated airflow maka pressure drop aktual, tidak akan mencapai final pressure drop sesuai spek tertera dari spek pabrik ataupun 500 pascal. Jika filter sudah penuh dan sudah tidak mampu menangkap kotoran lagi effisiensi filter akan menurun.

2. Saat hepa filter telah bocor (gagal test integrity) dan tambalan sudah lebih dari 3% dari luas permukaan filter
Filter hepa terbuat dari material yang rapuh, dan mudah rusak, tertusuk atau jebol karena overflow. Kesalahan instalasi, penggunaan atau faktor usia filter dapat mengakibatkan lubang micro/pinhole. Lubang ini walaupun kecil, akan mengalirkan kotoran (debu, bakteri, virus, dan kontaminan) yang sangat banyak, sehingga fungsi hepa filter menjadi gagal.
Selain itu celah antara filter dan housing juga dapat menjadi jalan masuknya kotoran ke ruangan
Untuk itu kita perlu menguji integrity filter secara periodik (silahkan cek disini).

Berdasarkan standar IEST RP CC.0034 : Jika pada uji filter integrity terdapat bocor maka kita boleh menambal dengan RTV 162, RTV 108 atau DOW 732, max sebesar 3% dari luas filter dan tidak boleh ada penambalan lebih besar dari 38 mm.
3. Saat Airflow sudah tidak tercapai
Apabila airlfow menurun di bawah ketentuan ISO. Maka, dapat terjadi kondensasi, ruangan menjadi tidak steril, freezing/timbul bunga es pada AC dan tekanan ruangan menjadi turun.
Jika terjadi kondensasi atau airflow turun segera ganti Hepa, Pre-Filter dan Medium filter. Cara mengecek airflow yang akurat dan standar adalah dengan menggunakan balometer. Namun, apabila terpaksa dan hanya memiliki anemometer tidak apa – apa. Untuk cara mengukurnya silahkan klik di sini.
Segera ganti filter apabila airflow sudah tidak tercapai.
Jika anda membutuhkan filter hepa atau perawatan air handling unit/ac silahkan klik disini :